Berita24.com -Ada pesan masuk melalui whatshapp saya beberapa hari yang lalu. Isi pesan dari Mbak Ratih penyiar Radio Republik Indonesia (...
Radio sebagai salah satu bentuk media massa yang banyak di gunakan masyarakat untuk mengakses informasi. Pertama kali ditemukan Marconi pada tahun 1896, pada awalnya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan informasi dan berita terutama perihal kenegaraan. Pada tahun 1920-an radio publik yang bersifat komersial mulai didapati dan makin mengokohkan peran radio menjadi bagian dari pusat informasi selain surat kabar, televisi, dan majalah.
Ada yang menarik saat turun di daerah bencana. Ketika mendata kebutuhan masyarakat disamping kebutuhan makanan dan tenda, radio menjadi permintaan penyintas (sebutan korban bencana). Ketika ditanyakan, “Mengapa radio?”,jawabannya sederhana, “Mudah mendapatkan akses informasi kekinian terkait perkembangan bencana”.
Radio di era kekinian tetaplah menjadi sumber informasi yang ditunggu. Ketika fungsi handphone maupun media online seringkali saat bencana sulit diakses maka radio menjadi sarana vital masyarakat untuk mendapatkan informasi.
Pakar komunikasi, Aqua Dwipayana dikisaran april 2019 mengatakan, “Media massa berkontribusi besar dalam melambungkan pemahaman masyarakat soal mitigasi bencana alam. Lewat pemberitaan dan data yang disajikan, media massa dapat menggerus jumlah korban manakala bencana alam menerjang. Tugas media itu menyampaikan fakta yang terjadi ditambah dengan mengingatkan masyarakat bahwa ini sudah terjadi seperti ini,bagaimana upaya mengurangi resiko”.
Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana di dunia berdasar data yang
di keluarkan oleh Badan Persyarikatan Bangsa- Bangsa untuk strategi Pengurangan Risiko Bencana (UN—ISDR). Bahaya tsunami, tanah longsor dan gunung berapi menduduki peringkat teratas akan ancaman tersebut. Posisi Indonesia yang terletak di ujung pergerakan tiga lempeng dunia; Eurasia, Indo-Australia danPasifik. Mengambilistilah (alm) Sutopo kita harus harmoni dengan bencana sebagai bagian dari solusi.
Ketika fungsi radio sebagai komunikasi massa seperti diungkap kan Effendy (1993:137-138) berperan sebagai fungsi penerangan, fungsi pendidikan, fungsi hiburan dan sarana propaganda maka di era saat ini tidak berlebihan ditambah sebagai fungsi kemanusiaan. Meski persaingan industri media massa sangat demikian ketat dan sering kali harus berhitung laba rugi, namun kita percaya RRI menjadi bagian synergi kerja-kerja kemanusian yang mampu menjangkau perkotaan sampai ketitik-titik pelosok di tanah air untuk menggerakkan nilai peduli, empat yang berujung pada aksi.
Saya mengingat kembali ketika RRI Samarinda memberi ruang untuk sosialisasi gerakan donasi kemanusiaan untuk Rohingya, aksi kemanusiaan ketika terjadi bencana gempa di Lombok, musibah gempa dan Tsunami di Palu dan terakhir ketika terjadi banjir di sebagian kota Samarinda mampu mengetuk pendengar untuk memberi donasi sekaligus menjadi ruang informasi bagaimana donasi terdistribusi.
Selamat hari jadi Radio ke-74. Tetap mengedepan dalam ruang kemanusiaan. RRI Jaya, Untuk Indonesia Lebih Bertoleransi
Penulis : Machnun Uzni (Founder Sahabat Misykat Indonesia, Penggiat Relawan Kemanusiaan)