Berita24.com -Sepuluh hari sudah sebagian masyarakat Samarinda mengalami musibah banjir. Dibeberapa lokasi banjir nampak sudah kembali nor...
Perbincangan dengan Ainur Rachman SKM., M.Kes., salah satu dosen Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur kami rangkum untuk menjadi bagian penting terhadap dampak pasca kejadian banjir disebagian tempat di Samarinda.
Beliau mengatakan, “ Yang harus di waspadai pasca banjir adalah, terjadinya kualitas lingkungan yang menurun akibat banjir, dikarenakan dengan banjir maka akan tercampur antara air hujan dan air kotor yang bersumber dari Septictank WC masyarakat, air kotor dari saluran pembuangan masyarakat. Dari bercampurnya air hujan atau air sungai dan air kotor ini akan menyebabkan banyaknya perabot rumah tangga yang tergenang oleh air banjir.”
Lanjutnya, “Maka dari sisi kesehatan lingkungan, lingkungan dari masyarakat yang terkena banjir dapat dipastikan tercemar oleh air kotor yang bersumber dari yang saya sebutkan diatas. Maka yang perlu segera dilakukan adalah penyediaan air bersih yang cukup, karena masyarakat pasca banjir pasti kekurangan air bersih. Fungsi air bersih ini tidak hanya untuk hygiene perorangan akan tetapi juga untuk membersihkan terutama alat masak yang akan digunakan seperti piring gelas dan lain-lain. Selain penyakit kulit dan diare yang lebih dikhawatirkan lagi adalah penyakit leptospirosis yang bersumber dari kotoran atau air kencing tikus yg bisa mencemari peralatan rumah tangga, sehingga sebelum di gunakan maka sebaiknya di cuci terlebih dahulu dengan air bersih.”
Ainur Rachman SKM., M.Kes., menekankan bahwa pemerintah seyogyanya memastikan ketersediaan air bersih yang cukup baik untuk keperluan perorangan dan juga untuk keperluan dalam membersihkan alat rumah tangga yang terkena genangan banjir. Disarankan kepada masyarakat sebelum menggunakan alat rumah tangga betul betul dipastikan sudah di cuci dengan air bersih dan menggunakan sabun. Dan apabila ada masyarakat yang terkena banjir serta merasa sudah demam maka segera ke klinik atau rumah sakit terdekat untuk bisa dilakukan upaya kuratif.
Kontributor : Uzni Gumbira